Saturday, January 4, 2014

Instalasi Desktop Environment(KDE, Gnome3, OpenBox etc) di sistem Operasi Gentoo Linux (Part 2)

NOTE:"Sebelum membaca atau mengikuti tutorial ini lebih lanjut lagi pastikan pada komputer yang akan diinstall telah terhubung ke internet. Karena sistem instalasi ini hanya bisa dilakukan melalui media internet."

Pada tulisan sebelumnya, kita telah mamasuki tahap penginstallan aplikasi X.org dan menjalankan Xorg Server. Dan tahap selanjutnya adalah menginstall aplikasi-aplikasi pendukung agar nantinya DE(desktop enviroment) yang dipilih bisa berjalan dengan baik. Berikut ini adalah DE yang lumayan popular dikalangan pengguna Linux:

- OpenBox (Saya menggunakan DE yang ini)
- KDE(K Desktop Environmet)
- Gnome3
- LXDE
- XFCE4

Okay, to the point, dibawah ini adalah lanjutan dari tutorial instalasi DE pada sistem operasi Gentoo Linux 64 bit.
Saya anggap semua pengguna sudah berhasil menginstall X.org dari tutorial sebelumnya. Dan untuk tahap selanjutnya adalah menginstall beberapa softwares atau aplikasi yang akan menjadi penopang agar xorg bisa dijalankan. Sebelumnya silahkan restart komputer anda dan pastikan anda berada di tty1 lalu silahkan login dengan user root.


- Instalasi openbox dan konfigurasinya


localhost ~ # emerge -avt openbox xcompmgr feh 
Setelah selesai install tint2 dan agar tint2 terinstall dengan file konfiguras jalankan perintah dibawah ini:
localhost ~ # echo ">=x11-misc/tint2-0.11-r1 tint2conf" >> /etc/portage/package.use
Kemudian install:
localhost ~ # emerge -avt tint2
Jika telah selesai silahkan lakukan perintah dibawah agar openbox bisa dijalankan:

localhost ~ # mkdir ~/.config
localhost ~ # mkdir ~/.config/openboxlocalhost ~ # cp -R /etc/xdg/openbox/* ~/.config/openbox/
localhost ~ # echo "xcompmgr -c &" >> ~/.config/openbox/autostart
localhost ~ # echo "tint2 &" >> ~/.config/openbox/autostart
localhost ~ # echo "feh --bg-scale path_dari_wallpaper.jgp" >> ~/.config/openbox/autostartTerakhir jalankan perintah dibawah ini:
localhost ~ # touch -f ~/.xinitrc
localhost ~ # echo "exec /usr/bin/openbox-session" >> ~/.xinitrc

Setelah selesai Xorg dan OpenBox siap dijalankan:
localhost ~ # startx
Kira-kira tampilan desktop anda akan terlihat seperti ini: 
OpenBox




Instalasi Desktop Environment(KDE, Gnome3, OpenBox etc) di sistem Operasi Gentoo Linux (Part 1)

NOTE:"Sebelum membaca atau mengikuti tutorial ini lebih lanjut lagi pastikan pada komputer yang akan diinstall telah terhubung ke internet. Karena sistem instalasi ini hanya bisa dilakukan melalui media internet."

Gentoo Linux khususnya versi 64 bit adalah sistem operasi Linux yang berbasis text mode atau hanya layar hitam tanpa adanya GUI(graphical user inteface) alias tanpa aplikasi antar muka yang bisa diakses oleh setiap user. Agar para user bisa menjalankan aplikasi-aplikasi berbasis GUI seperti Internet Browser (Mozilla Firefox, Google Chrome etc), File Browser(Thunar, Dolphin, Nautilus etc) dan lain-lain, maka dibutuhkanlah aplikasi X Window System atau lebih dikenal dengan X11 atau X. Yang mana X11 ini adalah sistem grafis dan windowing bagi sistem operasi Unix, Linux dan Unix-Like yang pada awalnya dikembangkan oleh MIT(Massachusetts Institute of Technology) semenjak tahun 1984. Jadi karena adanya X11 inilah, semua aplikasi berbasis GUI(seperti contoh-contoh softwares diatas dan aplikasi-aplikasi berbasis GUI lainnya) pada sistem operasi Unix, Linux dan Unix-Like(FreeBSD families) bisa dijalankan.

Hmm, baiklah tanpa basa-basi, penulis akan segera membahas tahap-tahap instalasi GUI dengan menggunakan sistem software X11 pada sistem operasi Gentoo Linux khususnya versi 64 bit.
Saya akan mengasumsikan saat ini para pembaca sedang berada didepan layar hitam Gentoo Linux 64 bit yang baru saja selesai diinstall dan terhubung ke internet. Sebelum menginstall aplikasi-aplikasi X11 atau X.org, setiap para pengguna harus menyiapkan sistemnya terlebih dahulu. Hal yang harus dilakukan adalah mensetup kernel Gentoo Linux agar mendukung input device(mouse dan keyboard) dan video card(VGA). Caranya
login sebagai user root pada layar hitam atau sering disebut dengan istilah virtual console tty0. Dan apabila database dari packages manager belum terupdate lakukan pengupdatean dengan perintah dibawah ini:
[root@gentoo64]# emerge --sync
Tunggu hingga selesai(proses diatas sedikit akan membutuhkan waktu yang lama tergantung dengan kecepatan koneksi masing-masing). Setelah selesai jalankan perintah selanjutnya:
[root@gentoo64]# emerge -avt genkernel eselect
[root@gentoo64]# eselect kernel list
Output:
Available kernel symlink targets:
  [1]   linux-3.3-rc6
  [2]   linux-3.4.4
  [3]   linux-3.4.5-gentoo
  [4]   linux-3.6.2-gentoo
  [5]   linux-3.6.5-gentoo
  [6]   linux-3.6.6-gentoo *
  [7]   linux-3.7.0-gentoo
Kita asumsikan bahwa saya ingin menggunakan kernel versi terbaru yaitu versi 3.7.0:
[root@gentoo64]# eselect kernel set 7 
Kemudian generate dan modify kernel config dengan cara:
[root@gentoo64]# cd /usr/src/linux
[root@gentoo64]# make oldconfig
Perintah diatas akan menggenerate sebuah konfigurasi yang sedang dipakai oleh kernel saat ini menjadi sebuah file baru yaitu file .config. Kemudian jalankan perintah:
[root@gentoo64 linux]# make menuconfig
Silahkan load .config yang baru saja digenerate. Lalu tambahkan seperti dengan yang dibawah ini(gunakan tombol panah atas-bawah pada keyboard untuk menu naik keatas atau turun kebawah, tombol Enter untuk masuk kedalam Menu yang memiliki sub, tombol spasi untuk memilih sebagai <*> atau serta tombol Esc untuk keluar atau kembali ke sub menu sebelumnya ):

Device Drivers --->
  Input device support --->
  <*>  Event interface

Untuk driver open source driver khususnya video mengandalkan kernel modesetting(KMS). Konfigurasinya seperti ini:
Device Drivers --->
  Graphics support --->
    Support for frame buffer devices ---> 
(Disable semua driver video, termasuk VGA, Intel, nVidia, and ATI) 
(Turun kebawah, enable basic console support. KMS menggunakan konfigurasi seperti ini.) 
    Console display driver support --->
      <*>  Framebuffer Console Support
Sebelum mengkonfigurasi driver video card, terlebih dahulu harus memastikan tipe dan seri dari video card yang sedang digunakan. Dan untuk memastikan hal tersebut bisa dilakukan dengan cara:
[root@gentoo64 linux]# emerge pciutils
[root@gentoo64 linux]# lspci | grep VGA
Contoh Output pada komputer yang saya gunakan:

01:05.0 VGA compatible controller: Advanced Micro Devices [AMD] nee ATI Radeon 2100

Setelah memastikan tipe dan seri video card masing-masing, kembali kepada konfigurasi kernelnya.
- Contoh untuk Video Card Intel:

Device Drivers --->
  Graphics support --->
    /dev/agpgart (AGP Support) --->
    <*>  Intel 440LX/BX/GX, I8xx and E7x05 chipset support
    Direct Rendering Manager (XFree86 4.1.0 and higher DRI support) --->
    <*>  Intel 8xx/9xx/G3x/G4x/HD Graphics
    [*]    Enable modesetting on intel by default
- Contoh untuk nVidia video card:

Device Drivers --->
  Graphics support --->
    /dev/agpgart (AGP Support) --->
    <*>  Intel 440LX/BX/GX, I8xx and E7x05 chipset support
    Direct Rendering Manager (XFree86 4.1.0 and higher DRI support) --->
    <*>  Intel 8xx/9xx/G3x/G4x/HD Graphics
    [*]    Enable modesetting on intel by default

Untuk video card AMD/ATI seperti RadeonHD 2000 ke atas dibutuhkan untuk menginstall salah satu software dibawah ini:
[root@gentoo64 linux]# emerge -avt radeon-ucode
atau:
[root@gentoo64 linux]#
emerge -avt linux-firmware

Note: Untuk radeon versi lama seperti X1900 series tidak membutuhkan radeon-ucode atau konfigurasi firmware apapun. Cukup dengan mengenablekan Direct Rendering Manager dan ATI Radeon modesetting. Setelah aplikasi-aplikasi diatas terinstall, kembali pada:
(Setup the kernel to use the radeon-ucode firmware)
Device Drivers --->
  Generic Driver Options --->
  [*]  Include in-kernel firmware blobs in kernel binary
  # RadeonHD 2000, 3000, and 4000 series cards:
  (radeon/R600_rlc.bin radeon/R700_rlc.bin) External firmware blobs
  # RadeonHD 5000, a.k.a Evergreen:
  (radeon/CEDAR_me.bin radeon/CEDAR_pfp.bin radeon/CEDAR_rlc.bin
   radeon/CYPRESS_me.bin radeon/CYPRESS_pfp.bin radeon/CYPRESS_rlc.bin
   radeon/JUNIPER_me.bin radeon/JUNIPER_pfp.bin radeon/JUNIPER_rlc.bin
   radeon/REDWOOD_me.bin radeon/REDWOOD_pfp.bin 
   radeon/REDWOOD_rlc.bin) External firmware blobs
  # Radeon HD 6000/7300 series Fusion APUs:
  (radeon/PALM_me.bin radeon/PALM_pfp.bin radeon/SUMO2_me.bin
   radeon/SUMO2_pfp.bin radeon/SUMO_me.bin radeon/SUMO_pfp.bin
   radeon/SUMO_rlc.bin) External firmware blobs
  # Radeon HD 6400-7600 aka. Northern Islands:
  (radeon/BARTS_mc.bin radeon/BARTS_me.bin radeon/BARTS_pfp.bin
   radeon/BTC_rlc.bin radeon/CAICOS_mc.bin radeon/CAICOS_me.bin
   radeon/CAICOS_pfp.bin radeon/CAYMAN_mc.bin radeon/CAYMAN_me.bin
   radeon/CAYMAN_pfp.bin radeon/CAYMAN_rlc.bin radeon/TURKS_mc.bin
   radeon/TURKS_me.bin radeon/TURKS_pfp.bin) External firmware blobs
  # Radeon HD 7500/7600 series Fusion APUs:
  (radeon/ARUBA_me.bin radeon/ARUBA_pfp.bin radeon/ARUBA_rlc.bin)
   External firmware blobs
  # Radeon HD 7700-7900 aka. Southern Islands:
  (radeon/PITCAIRN_ce.bin radeon/PITCAIRN_mc.bin radeon/PITCAIRN_me.bin
   radeon/PITCAIRN_pfp.bin radeon/PITCAIRN_rlc.bin radeon/TAHITI_ce.bin
   radeon/TAHITI_mc.bin radeon/TAHITI_me.bin radeon/TAHITI_pfp.bin
   radeon/TAHITI_rlc.bin radeon/VERDE_ce.bin radeon/VERDE_mc.bin
   radeon/VERDE_me.bin radeon/VERDE_pfp.bin radeon/VERDE_rlc.bin)
   External firmware blobs
  # all:
   (/lib/firmware/) Firmware blobs root directory

(Enable Radeon KMS support)
Device Drivers --->
  Graphics support --->
  <*>  Direct Rendering Manager --->
  <*>    ATI Radeon
  [*]      Enable modesetting on radeon by default
Setelah memilih konfigurasi yang tepat untuk driver mouse, keyboard serta video card yang digunakan, jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi tersebut pada file .config kemudian keluar(exit) dari menu makeconfig.
Lalu copykan file .config tersebut ke dalam direktori /etc/kernels/, caranya seperti ini:

[root@gentoo64 linux]# cp -R .config /etc/kernels/kernel-config-x86_64-3.7.0-gentoo 
Kemudian recompile kernel nya dengan menggunakan konfigurasi yang telah baru disiapkan.
[root@gentoo64 linux]# genkernel all
Contoh output:
* Gentoo Linux Genkernel; Version 3.4.45
* Running with options: all

* Using genkernel.conf from /etc/genkernel.conf
* Sourcing arch-specific config.sh from /usr/share/genkernel/arch/x86_64/config.sh ..
* Sourcing arch-specific modules_load from /usr/share/genkernel/arch/x86_64/modules_load ..

* Linux Kernel 3.7.0-gentoo for x86_64...
* .. with config file /etc/kernels/kernel-config-x86_64-3.7.0-gentoo
* kernel: Using config from /etc/kernels/kernel-config-x86_64-3.7.0-gentoo
*         Previous config backed up to .config--2012-12-19--07-29-19.bak
* kernel: >> Running mrproper...
*         >> Running oldconfig...
* kernel: >> Cleaning...

Tunggu proses pengcompilean kernel nya hingga selesai kemudian generate grub.cfg agar kernel terbaru yang ingin digunakan tersetting otomatis pada grub config dengan cara seperti ini:

[root@gentoo64 linux]# grub2-mkconfig -o /boot/grub2/grub.cfg
Lalu restart/reboot komputer anda dengan perintah:
[root@gentoo64 linux]# shutdown -r now
Kemudian kembali akses sitem operasi Gentoo Linux dan jangan lupa untuk memilih kernel terbaru atau versi 3.7 yang baru saja dicompile.  
Sebelum memasuki tahap penginstallan X11 atau X.org ada dua buah variables yang harus ditambahkan pada file /etc/portage/make.conf. Varibles tersebut adalah INPUT_DEVICES dan VIDEO_CARDS. Contohnya seperti ini (login sebagai user root):
[root@gentoo64]# ln -s /etc/portage/make.conf /etc/make.conf
[root@gentoo64]# nano /etc/make.conf 
Contoh konfigurasi yang saya gunakan:

CHOST="x86_64-pc-linux-gnu"
CFLAGS="-march=amdfam10 -O2 -pipe"
CXXFLAGS="${CFLAGS}"
MAKEOPTS=" -j2"
ACCEPT_KEYWORDS="~amd64 ~x86"
ACCEPT_LICENSE="PUEL Oracle-BCLA-JavaSE AdobeFlash-10.3 skype-4.0.0.7-copyright"
INPUT_DEVICES="evdev keyboard mouse"
VIDEO_CARDS="radeon virtualbox"
LINGUAS="en"
USE=""

Silahkan sesuaikan dengan konfigurasi masing video card masing-masing, jika menggunakan video card intel, atau nVidia silahkan rubah konfigurasi dengan intel atau nvidia. Contoh untuk Intel:
VIDEO_CARDS="intel virtualbox"

Dan untuk nVdia:
VIDEO_CARDS="nouveau virtualbox"

Jika konfigurasi yang saya sarankan diatas tidak cocok, silahkan diperiksa dengan menjalankan perintah:
[root@gentoo64]# emerge -pv xorg-drivers
Output:
[ebuild   R    ] x11-base/xorg-drivers-1.13  INPUT_DEVICES="evdev keyboard mouse -acecad -aiptek -elographics -fpit -hyperpen -joystick -mutouch -penmount -synaptics -tslib -vmmouse -void -wacom" 
VIDEO_CARDS="radeon virtualbox -apm -ark -ast -chips -cirrus -dummy -epson -fbdev -fglrx (-geode) -glint -i128 (-i740) -intel -mach64 -mga -modesetting -neomagic (-newport) -nouveau -nv -nvidia (-omap) (-omapfb) -qxl -r128 -rendition -s3 -s3virge -savage -siliconmotion -sis -sisusb (-sunbw2) (-suncg14) (-suncg3) (-suncg6) (-sunffb) (-sunleo) (-suntcx) -tdfx -tga -trident -tseng -v4l -vesa -via -vmware (-voodoo)" 0 kB

Dan silahkan sesuaikan dengan pilihan yang tersedia dan lalu terapkan pada komputer masing-masing. Setelah yakin dengan pilihan masing-masing, lanjutkan dengan:
[root@gentoo64]# emerge -avt xorg-server xorg-drivers xterm xclock

Jika anda menggunakan VGA eksternal seperti Nvidia dan ingin mendapatkan performance yang lebih baik silahkan menginstall bumblebee :
Note : saya menggunakan NVIDIA GeForce GT 420.
Sebelum menginstall nvidia-drivers pastikan nvidia framebuffer pada kernel terdisable karena akan dipastikan conflict atau bentrok dengan nvidia-drivers yang akan diinstall.


[root@gentoo64]# nano /etc/make.conf
VIDEO_CARDS="nvidia virtualbox" 

Simpan dan jalankan perintah dibawah:
[root@gentoo64]# emerge -avt bumblebee nvidia-drivers
[root@gentoo64]# rc-update add bumblebee default

[root@gentoo64]# eselect opengl set nvidia
[root@gentoo64]# eselect opencl set nvidia

Generate xorg.conf dengan menjalankan perintah dibawah:
[root@gentoo64]# Xorg -configure
Perintah diatas membuat sebuah file pada root direktori > xorg.conf.new. Dan pindahkan file tersebut dengan perintah :
[root@gentoo64]# mv xorg.conf.new /etc/X11/xorg.conf 
Lalu jalankan Xorg dengan perintah :
[root@gentoo64]# startx
Bersambung ke Part 2(masih dalam pembuatan)^^
(Dikutip dari www.gentoo.org dan www.en.gentoo-wiki.com serta personal experiences)

Instalasi Gentoo Linux Minimal dan Multiple-Boot menggunakan USB Flash Disk (Part 2)

Tulisan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya.

NOTE:"Sebelum saya membahas lebih lanjut lagi pastikan komputer yang akan diinstall bisa terhubung ke internet. Karena sistem instalasi ini hanya bisa dilakukan melalui media internet."

Dan baiklah tanpa memperbanyak basa-basi mari kita lanjutkan tahap-tahap instalasinya. Setelah para pembaca menyiapkan file system ext3 atau ext4 dan swap pada Hard Disk nya serta 1 GB USB flash drive dengan Gentoo Linux 64 bit live usb didalamnya. Silahkan restart komputernya dan rubah target first boot nya menjadi ke arah USB Flash Drive dan tunggu hingga proses booting pada Gentoo Live USB selesai.
Ok saya menganggap pembaca telah berada pada terminal tty0 pada Gentoo Linux 64 bit.
Pertama-tama tampilkan file system yang sudah dibuat dengan perintah:
# fdisk -l
Output pada komputer yang saya gunakan:
Disk /dev/sda: 500.1 GB, 500107862016 bytes, 976773168 sectors
Units = sectors of 1 * 512 = 512 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x00000855

   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System
/dev/sda1              63    92148839    46074388+  83  Linux
/dev/sda2   *    92149760   148928511    28389376    7  HPFS/NTFS/exFAT
/dev/sda3       148928512   155267071     3169280   82  Linux swap / Solaris
/dev/sda4       155267072   976773167   410753048    f  W95 Ext'd (LBA)
/dev/sda5       155269120   642404351   243567616    7  HPFS/NTFS/exFAT
/dev/sda6       642406400   976773119   167183360    7  HPFS/NTFS/exFAT

Disk /dev/sdc: 15.5 GB, 15539896320 bytes, 30351360 sectors
Units = sectors of 1 * 512 = 512 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x0000a898

   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System
/dev/sdc1   *        2048    30351359    15174656    7  HPFS/NTFS/exFAT

Seperti yang kita lihat file system Linux atau ext4 saya berada pada /dev/sda1 dan file system swap berada pada /dev/sda3.
Seperti yang kita ketahui bahwa /dev/sda1 akan menjadi target penginstallan Gentoo Linux 64 bit dan /dev/sda3 sebagai swap dan /dev/sdc1 adalah Gentoo Live USB serta partisi Windows C dikenali sebagai /dev/sda2. Dan /dev/sda5 serta /dev/sda6 adalah partisi D dan Partisi E. Silahkan pahami dan sesuaikan dengan yang anda temukan pada komputernya masing-masing.
Sekarang mount /dev/sda1 pada direktori /mnt/gentoo (biasanya direktori sudah ada, jika belum ada bisa dibuat sendiri)
Jika belum ada:
# mkdir /mnt/gentoo
Jika sudah ada langsung mount direktori tersebut:
# mount /dev/sda1 /mnt/gentoo
Lalu aktifkan swap file systemnya
# swapon /dev/sda3

Pada kasus yang saya miliki, saya menyimpan file
stage3-amd64-20121210.tar.bz2 didalam partisi Windows yaitu Partisi D yang dikenali oleh Linux Gentoo Live USB sebagai /dev/sda5. Agar file tersebut bisa diambil dan diextract ke dalam direktori /mnt/gentoo. Lakukan tahap-tahap dibawah ini.
# mkdir /mnt/partisi_D
# mount /dev/sda5 /mnt/partisi_D
Kemudian extractlah stage3-amd64-20121210.tar.bz2 kedalam direktori /mnt/gentoo dengan perintah sebagai berikut:
# tar xvjf
/mnt/partisi_D/stage3-amd64-20121210.tar.bz2 -C /mnt/gentoo
Tunggu hingga selesai. Selanjutnya extract file portage-latest.tar.bz2 ke dalam direktori /mnt/gentoo/usr(direktori usr ini akan ditemukan karena telah mengextract file stage diatas).
#
tar xvjf /mnt/partisi_D/portage-latest.tar.bz2 -C /mnt/gentoo/usr/ 
Lalu tunggu hingga selesai. 

Seperti yang saya pelajari bahwa pada umumnya rata-rata softwares pada sistem operasi Gentoo Linux harus dicompile dari sumber kode program atau source code. Nah untuk itu melakukan itu telah disediakan sebuah software yang disebut dengan GCC dan software ini memiliki file configurasi yang bernama make.conf yang terdapat didalam direktori /mnt/gentoo/etc/ atau /mnt/gentoo/etc/portage/. Anda bisa mengeceknya dengan cara:
# ls -l /mnt/gentoo/etc/make.conf
atau
#
ls -l /mnt/gentoo/etc/portage/make.conf

Dan untuk mencompile setiap software para user Gentoo harus menyesuaikan dengan tipe processor komputer masing-masing. Dan para user Gentoo Linux harus merubah atau menambahkan konfigurasi standard make.conf berdasarkan konfigurasi processor masing-masing. Untuk informasi konfigurasi dapat dicek di Gentoo Wiki:
- Bagi pengguna Intel cek disini
- Bagi pengguna AMD cek disini

Pada kasus yang saya miliki, tipe processor adalah AMD Athlon(tm) 7850 Dual-Core Processor. Untuk pengecekan bisa dengan perintah ini:
# cat /proc/cpuinfo
Output:
cat /proc/cpuinfo
processor    : 0
vendor_id    : AuthenticAMD
cpu family    : 16
model        : 2
model name    : AMD Athlon(tm) 7850 Dual-Core Processor

Dan konfigurasi make.conf saya seperti ini:
# cat /etc/make.conf
Output:
CHOST="x86_64-pc-linux-gnu"
CFLAGS="-march=amdfam10 -O2 -pipe"
CXXFLAGS="${CFLAGS}"
MAKEOPTS=" -j2"

Pembaca bisa menyesuaikan dengan konfigurasi tersebut berdasarkan tipe processor masing-masing. Contoh untuk pengguna Intel Core2 Duo(konfigurasi ini saya ambil dari halaman situs Gentoo Wiki diatas):
CHOST="x86_64-pc-linux-gnu"
CFLAGS="-march=core2 -O2 -pipe" 
CXXFLAGS="${CFLAGS}"
MAKEOPTS=" -j3"

NOTE: "MAKEOPTS=" -j3" adalah kecepatan processor dalam mencompile software tergantung dengan berapa banyak core processor yang dimiliki oleh user, untuk 2 core maka bisa disesuaikan seperti diatas.

Ok setelah menemukan safe cflags yang cocok untuk masing-masing processor silahkan rubah atau tambahkan kedalam /mnt/gentoo/etc/make.conf. Caranya seperti berikut:
Jika anda menemukan pesan nano command not found, berarti software nano belum terinstall pada Gentoo Live USB anda untuk hal itu anda bisa dilakukan dengan cara :
# emerge -avt nano
dan tunggu higga selesai dan lanjutkan dengan:
# nano /mnt/gentoo/etc/make.conf
Kemudian rubah atau tambahkan berdasarkan tipe processor masing-masing. Kemudian jangan lupa menyimpan dengan menekan
Ctrl+x untuk menyimpan. Pada kasus yang saya miliki, saya mengoneksikan komputer saya menuju internet dengan menggunakan jaringan LAN . Dan untuk mengoneksikannya dengan jaringan LAN menujut internet bisa dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
Pertama cek defenisi interface dari jaringan LAN:
# ifconfig eth0
Output:
eth0: flags=4163  mtu 1500
        inet 192.168.0.254  netmask 255.255.255.0  broadcast 192.168.0.255
        ether 00:62:6d:84:d5:bb  txqueuelen 1000  (Ethernet)
        RX packets 0  bytes 0 (0.0 B)
        RX errors 0  dropped 0  overruns 0  frame 0
        TX packets 711  bytes 151019 (147.4 KiB)
        TX errors 0  dropped 0 overruns 0  carrier 1  collisions0

Dan ethernet card komputer saya dikenali sebagai eth0 bisa juga eth1 atau eth2. Kemudian settinglah ip address jaringan LAN berdasarkan settingan jaringan internet masing-masing atau untuk yang lebih mudah bisa dengan setingan DHCP. Namun pada kasus saya yang miliki, saya harus mensettingnya secara manual:
# ifconfig eth0 192.168.0.254/24 up
Lalu setting gateway jaringan LAN:
# route add default gw 192.168.0.1 eth0
Lalu setting dns jaringan LAN(saya menggunakan DNS google):
# echo "nemeserver 8.8.8.8" >> /etc/resolv.conf
# echo "nemeserver 8.8.4.4" >> /etc/resolv.conf


Pastikan komputer pembaca terhubung ke internet dengan perintah ping:
# ping google.co.id
Jika pesan "64 bytes from bla bla bla" ditemukan maka mari kita lanjutkan ketahap berikutnya.
Copykan file configurasi DNS yaitu /etc/resolv.conf dari Gentoo Live USB kedalam /mnt/gentoo/etc/ dengan cara:
# cp -R /etc/resolv.conf /mnt/gentoo/etc/
 
Lalu dilanjutkan dengan metode chroot untuk berpindah root dari Live USB kedalam /mnt/gentoo dengan cara:


# mount --bind /dev/ /mnt/gentoo/dev
# mount --bind /dev/pts /mnt/gentoo/dev/pts
# mount -t proc none /proc /mnt/gentoo/proc
# chroot /mnt/gentoo /bin/bash

Kemudian rubah format jam dan waktu berdasarkan kota masing-masing:
# ln -s /usr/share/zoneinfo/Asia/Jakarta /etc/localtime
# env-update
# source /etc/profile
# export PS1="(chroot) $PS1"
Lalu update database packages menager nya terlebih dahulu dengan cara:
# emerge --sync
Untuk mengupdate database tersebut biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena hal itu tergantung dengan koneksi masing-masing. Jangan lupa siapkan secangkir kopi dan sepiring nasi beserta lauknya(kalau lagi laper) kemudian sebungkus rokok dan tunggu hingga selesai.
Jika telah selesai dilanjutkan dengan perintah dibawah ini:
# emerge -avt portage portage-utils
Lalu install kernel dari Gentoo mirror :
# emerge -avt sys-kernel/gentoo-sources
# emerge -avt genkernel

Generate konfigurasi kernel sekarang sedang di load oleh Gentoo
Live USB dengan perintah:
# zcat /proc/config.gz /usr/share/genkernel/arch/x86_64/kernel-config

Dan compile kernelnya dengan perintah:
# genkernel all
Tunggu hingga selesai. Dan jangan lupa untuk menginstall software yang lain karena softwares ini nanti akan diperlukan dengan perintah:
# emerge -avt syslog dhcpcd wireless-tool net-tools gentoolkit polkit grub mlocate ntfs3g

Kemudian rubah konfigurasi pada /etc/fstab masing-masing, dan jika ingin dual boot dengan Windows XP/7 buat lah direktorinya, pada kasus yang saya miliki menjadi seperti ini:
# mkdir /mnt/C

# grep -v rootfs /proc/mounts >> /etc/mtab
# nano /etc/fstab

Output:
#      
/dev/sda1 /            ext4    noatime 0      1
/dev/sda3 none         swap    sw      0      0
/dev/sda2 /mnt/C       ntfs-3g users   0      0


Ctrl+x untuk menyimpan.

Lalu buat tambahkan file konfigurasi untuk Windows XP/7 nya dengan cara:
- Untuk Windows XP
# nano /etc/grub.d/40_custom
Lalu tambahkan:


menuentry "Microsoft Windows XP" {
    insmod part_msdos
    insmod ntfs
    insmod search_fs_uuid
    insmod ntldr    
    search --fs-uuid --no-floppy --set=root --hint-bios=hd0,msdos1 --hint-efi=hd0,msdos2 --hint-baremetal=ahci0,msdos1 6CF43866F4383524
    ntldr /ntldr
}


Ctrl+x untuk menyimpan.
- Untuk Windows 7/8:

menuentry "Microsoft Windows Vista/7/8 BIOS-MBR" {
     insmod part_msdos
     insmod ntfs
     insmod search_fs_uuid
     insmod ntldr search --fs-uuid --no-floppy --set=root --hint-bios=hd0,msdos1 --hint-efi=hd0,msdos1 --hint-baremetal=ahci0,msdos1 6CF43866F4383524
     ntldr /bootmgr 
}

Sesuaikan ID file system 6CF43866F4383524 masing-masing. Dan hal itu dapat diketahui dengan cara:
# ls -l /dev/disk/by-uuid/ 
Contoh Output:
total 0
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 17 00:32 10DC2596DC25775E -> ../../sdc1
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 16 06:28 1B0881EF66931AF6 -> ../../sda6
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 16 06:28 54daa41b-4ac4-4d01-9ac2-cf88df935889 -> ../../sda3
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 16 06:28 5E28D0D16CDF3C61 -> ../../sda5
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 16 23:30 6CF43866F4383524 -> ../../sda2
lrwxrwxrwx 1 root root 10 Dec 15 23:28 c0f15dd4-c0b7-4862-a37a-c1306cdad42c -> ../../sda1



Lalu generate file konfigurasi grub dengan cara:
# grub2-mkconfig -o /boot/grub2/grub.cfg

Kemudian install grub2 pada Hard Disk:
# grub2-install --no-floppy  /dev/sda

Untuk ingin triple boot dengan sistem operasi Linux lainnya, tambahkan konfigurasi dibawa ini pada /boot/grub2/grub.cfg.
Asumsikan Ubuntu Linux berada pada /dev/sda7.
Contoh:
menuentry 'Arch linux/UBUNTU' {
    load_video
    set gfxpayload=keep
    insmod gzio
    insmod part_msdos
    insmod ext2
    set root='hd0,msdos7'
    if [ x$feature_platform_search_hint = xy ]; then

    search --no-floppy --fs-uuid --set=root --hint-bios=hd0,msdos1 --hint-efi=hd0,msdos7 --hint
baremetal=ahci0,msdos7  dev-by-UUID
    else
      search --no-floppy --fs-uuid --set=root
dev-by-UUID 

    fi
    echo    '
Arch linux/UBUNTU..'
    linux    /boot/kernel-ARCH-UBUNTU root=UUID=
dev-by-UUID ro 
    echo    'Loading initial ramdisk ...'
    initrd  /boot/initramfs-ARH-UBUNTU


Kemudian copykan file kernel dan initramfs dari Ubuntu atau Arch Linux kedalam direktori /boot/. Jangan lupa sesuaikan dev-by-UUID dan initramfs-ARH-UBUNTU dengan komputer masing-masing.
Kemudian tambahkan path Ubuntu atau Arch Linux pada /etc/fstab.
Contoh:
# nano /etc/fstab
Output:
#      
/dev/sda1 /            ext4    noatime 0      1
/dev/sda3 none         swap    sw      0      0
/dev/sda2 /mnt/C       ntfs-3g users   0      0

/dev/sda7 /mnt/ubuntu  ext4    noatime 0      0

Tekan ctrl+x untuk menyimpan.
Serta rubah hostnamenya sesuai keinginan masing-masing. Contoh:
# nano /etc/conf.d/hostname
Output:
hostname="gentoo64"

Lalu tekan ctrl+x untuk menyimpan.

Lalu tambahkan konfigurasi pada mtab:

# grep -v rootfs /proc/mounts >> /etc/mtab

Selesai dan..
# exit
# unmount /mnt/gentoo/dev/pts
# umount /mnt/gentoo/dev/
#
umount /mnt/gentoo/proc

# umount /mnt/gentoo

Kemudian silahkan restart komputer anda dengan perintah:
# shutdown -r now

Sekian dan semoga bermanfaat ^^.
(Dikutip dari www.gentoo.org dan www.en.gentoo-wiki.com serta personal experiences)

Instalasi Gentoo Linux Minimal dan Multiple-Boot menggunakan USB Flash Disk (Part 1)

Pada kesempatan ini penulis akan menuliskan cara dan tahap instalasi sistem operasi Gentoo Linux 64 bit(amd64-minimal) beserta dengan panduan multiple-boot dengan sistem operasi yang lainnya seperti Arch Linux, atau Windows XP/7 dan sistem operasi Unix Like seperti FreeBSD atau lebih dari satu sistem operasi dalam satu Hard Disk. Sebelum melangkah ke tahap lebih lanjut, sangat disarankan bagi para pembaca terlebih dahulu memastikan bahwa processor dari komputer yang akan diinstall telah mendukung sistem operasi 64 bit, khususnya Gentoo Linux 64 bit.

NOTE:"Sebelum saya membahas lebih lanjut lagi pastikan komputer yang akan diinstall bisa terhubung ke internet. Karena sistem instalasi ini hanya bisa dilakukan melalui media Internet."

Tipe-tipe processor yang mendukung sistem operasi Gentoo Linux 64 bit adalah:
- Tipe keluarga AMD : Opteron, Athlon 64, Athlon 64 x2, Athlon 64 FX, Turion 64, dan Mobile Athlon 64 etc.
- Tipe keluarga Intel : dimulai dari Intel Pentium F(Prescott-2M), Intel Pentium D(seri 800), Pentium Extreme Edition, Xeon families, Inter Core 2 families(core2duo) etc.

Pada umumnya tipe-tipe processor diatas sudah support untuk sistem operasi 64 bit. Tapi apabila anda ingin memastikan hal itu bisa dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini:
- Pada sistem operasi Linux :
$ less /proc/cpuinfo | grep lm
Apabila flags lm(long mode) ditemukan maka sudah compatible.
- Pada sistem operasi Windows XP atau 7 anda bisa menggukan BITS Tool dan bisa didownload disini.
- Pada sistem operasi FreeBSD:
# grep -i cpu /var/run/dmesg.boot
OUTPUT :
CPU: Dual Core AMD Athlon(tm) Processor 7850 ..."

Setelah proses pengecekan tipe processor dilakukan, mari kita lanjutkan dengan tahap berikutnya:
- 1 buah USB flash drive ukuran minimal 1 GB.
- Siapkan dulu Gentoo ISO minimal dan bisa didownload disini(install-amd64-minimal-20121210.iso).
- Jangan lupa untuk mendownload Gentoo stage terbaru disini(stage3-amd64-20121210.tar.bz2).
- Serta Gentoo portage terbaru disini(portage-latest.tar.bz2)
- Unetbootin, untuk versi Windows bisa didownload dari disini sedangkan untuk pengguna Linux seperti Ubuntu atau Arch bisa menginstall software ini melalui packages manager distronya masing-masing.
Contoh Login sebagai user root:
# pacman -S unetbootin
atau
# apt-get install unetbootin
(Disini saya tidak akan membahas cara membuat Gentoo Linux Live USB pada sistem Operasi FreeBSD, hal tersebut akan dibahas pada postingan berikutnya.)
 
Setelah semua bahan-bahan disiapkan jangan lupa untuk merubah format USB flash drive menjadi fat32 file system setelah itu silahkan jalankan program Unetbootin nya.
- Bagi pengguna Windows cukup klik 2 kali Unetbootin portable nya. Pilih menu Disk Image - Browse - cari dan pilih file install-amd64-minimal-20121210.iso yang tadi telah didownload. Lalu pada bagian menu Type - USB Drive - Pilih Partisi Flash Drive(Contoh h:/). Lalu klik Ok dan tunggu sampai process nya selesai.
- Dan bagi pengguna Linux biasanya diwajibkan untuk menjalankan software tersebut dengan menggunakan user root atau bisa juga dengan perintah sudo kemudian nama program pada terminal emulator(konsole, gnome-terminal, terminator dan lain-lain) atau pada run program utility.
Contoh (pada terminal emulator):
$ sudo fdisk -l (masukkan password user anda)
Output:
Disk /dev/sdc: 1019 MB, 1019215872 bytes, 1990656 sectors
Units = sectors of 1 * 512 = 512 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x0008d3bf


   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System
/dev/sdc1   *        2048     1990655      994304    b  W95 FAT32

Pada komputer yang saya gunakan USB flash drive dikenali sebagai /dev/sdc1 dan mungkin pada komputer pembaca bisa sebagai /dev/sdb1 atau yang lain.
Kemudian siapkan direktori USB flash drive nya lalu mount ke direktorinya:
$ sudo mkdir /mnt/usb
$ sudo mount /dev/sdc1 /mnt/usb
Lalu jalankan software Unetbootin:
$ sudo unetbootin

Tahap-tahapnya sama dengan tahap sistem operasi Windows, yang berbeda hanya target USB nya dirubah menjadi /dev/sdc1.

Setelah semua tahap diatas dilakukan sekarang siapkan file system Linux yang akan menjadi target penginstallan Gentoo 64 bit.
Jika menggunakan sistem operasi Windows, bisa menggunakan software Easus Partition Master, silahkan  download software nya disini. Dan silahkan siapkan space kosong kira-kira 25 GB atau bisa dengan meresize partisi yang masih kosong menjadi free space. Dan kemudian buatlah file system ext3 atau ext4 yang akan menjadi / dan file system swap untuk Gentoo Linux 64 bit.

Contoh: 20GB untuk ext3 atau ext4 dan 5GB untuk swap.

- Bagi pengguna Linux bisa menggunakan Gparted dan silahkan install dari packages manager distro masing-masing(jangan lupa untuk menginstall dependencies atau ketergantungan program untuk file system fat32 dan untuk informasi lebih lengkapnya bisa dilihat disini). Lalu siapkan file system ext3 atau ext4 yang baru untuk sistem operasi Gentoo Linux 64 bit.
Contoh: 20GB untuk ext3 atau ext4 dan 5GB untuk swap.
 
Note: "Bagi pengguna Linux sebelumnya pasti sudah membuat swap file system, jadi tidak diperlukan lagi untuk membuat swap yang baru akan tetapi bagi pengguna Windows diwajibkan karena nantinya swap file system ini akan dibutuhkan oleh sistem operasi Gentoo 64 bit."

Ok, saya anggap saat ini pembaca sudah memiliki file system ext3 atau ext4 dan swap pada Hard Disk nya serta 1 GB USB flash drive dengan Gentoo Linux 64 bit live usb didalamnya. Dan proses instalasi bersambung ke part 2.
(Dikutip dari www.gentoo.org dan www.en.gentoo-wiki.com serta personal experiences)

Friday, December 14, 2012

Linux is my OS and Gentoo is my choice!

Setelah sekian lama dan sekian banyak distro Linux yang saya coba, akhirnya saya memilih Gentoo Linux. Kenapa Gentoo? Karena menurut saya Gentoo Linux adalah distro Linux yang unik. Mungkin Gentoo adalah Linux yang begitu kurang digemari oleh kebanyakan pengguna Linux khususnya para pemula. Dikarenakan metode peng-install-an OS nya yang agak sedikit ribet dan peng-install-an setiap softwares yang harus di-compile terlebih dahulu di-install. Bahkan terkadang tidak jarang process peng-compile-an nya pun tidak berjalan dengan mulus dan menemukan beberapa error atau kesalahan alhasil software gagal di-compile dan gagal install. Dan terkadang hal ini dapat membuat para user atau pengguna sedikit agak menjadi frustasi (red.pengalaman pribadi). Akan tetapi hal tersebut tidak membuat saya berpatah arang untuk terus mencoba me-resolve kesalahan yang terjadi. Sebagai mana prinsip yang dimiliki oleh para pejuang bangsa Indonesia, "Maju terus pantang mundur". Hahaha.

Sebelum kita membahas tentang distro ini secara lebih lanjut, alangkah lebih baiknya untuk mengetahui sejarah dari Gentoo Linux itu sendiri.

"Gentoo Linux pada awalnya dibuat oleh Daniel Robbins dengan nama Enoch Linux. Tujuan dari pengembangannya adalah untuk menciptakan sebuah distribusi Linux tanpa binary program yang ter-compile dari awal(default) dengan maksud untuk memaksimalkan perangkat keras serta hanya memasukkan program yang dibutuhkan saja oleh pengguna. Hanya satu versi Enoch yang pernah dirilis, yaitu versi 0.75 pada Desember 1999.
Dan karena masalah lamanya kompilasi kode sumber dengan GNU Compiler Collection yang digunakan sebagai kompiler. Daniel Robbins dan Pengembang lainnya bereksperimen untuk melakukan forking GCC yang kemudian dikenal dengan nama kompiler EGCS yang dikembangkan oleh Cygnus Solutions. Pada saat itulah Enoch berganti nama menjadi Gentoo Linux( Gentoo adalah salah satu jenis pinguin). EGCS kemudian menjadi bagian dari versi resmi GCC (versi 2.95), dan dengan EGCS ini Distribusi Linux lain mendapatkan kecepatan program yang sama baiknya.
Setelah ditemukan cacat program pada sistem Gentoo nya, Robbins menonaktifkan pengembangan lebih lanjut beberapa bulan lamanya dan beralih ke FreeBSD untuk memodifikasi fitur sistem autobuild Gentoo dengan menambahkan beberapa fitur milik FreeBSD.
Gentoo Linux 1.0 dirilis pada 31 Maret 2002. Pada tahun 2004, Robbins mendirikan organisasi non-profit Gentoo Foundation, lalu memindahkan seluruh hak cipta distribusi Gentoonya ke organisasi ini, dan mengumumkan dirinya sebagai pemimpin proyek Gentoo Linux." (Dikutip dari wikipedia).


Ok cukup sudah dengan sejarahnya Gentoo, dan pagi ini pun saya selaku penulis akan menuangkan waktu untuk menuliskan beberapa kelebihan dari distro Linux Gentoo dan alasan kenapa saya secara pribadi lebih memilih Gentoo dibanding distro Linux atau Unix lainnya. Dimulai dari Red Hat 9 yang diperkenalkan oleh seorang teman sekitar 8-9 yg lalu hingga terakhir saya menggunakan Arch Linux dan FreeBSD sebagai desktop dan local server. Dan hingga saat ini saya sudah menggunakan Distro Linux Gentoo kurang-lebih selama 1 tahun terakhir.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari distro Gentoo:

1. Distro Linux Gentoo menuntut dan memaksa para penggunanya untuk lebih belajar serta lebih mengetahui cara kerja sistem Operasi Linux secara lebih mendalam. Dikarenakan cara peng-install-an OS dan softwares yang tidak segampang distro Ubuntu, Fedora(Red Hat), Linux Mint, Backtrack, Debian atau distro-distro Linux lainnya yang lebih mengutamakan binary packages. Oleh karena keterpaksaan dan tuntutan tersebut akan membuat para user menjadi lebih belajar untuk mengetahui serta memahami cara kerja OS Linux secara lebih mendalam(red. pengalaman pribadi).

2. Setiap softwares yang ter-install pada Gentoo Linux, bisa di-compile lalu install dari kode sumber atau source codes. Akan tetapi untuk kenyamanan dari para pengguna, sebagian besar dari software-software juga disediakan dalam bentuk binary. Namun bagi para pengguna yg ingin meng-install software-sofware dari kode sumber atau source code tersebut, maka para pengguna itu akan lebih memiliki banyak pilihan sesuai dengan pilihan dan keinginan pengguna itu sendiri. Dikarenakan Gentoo menggunakan sistem menajemen portage dan sistem menajemen ini dirancang secara modular. Yang mana setiap paket-paket softwares nya mudah ditata dan dioptimalkan oleh setiap masing-masing user. Selain itu juga lebih fleksibel dan portable (dapat di port ke distro lain). Sebagaimana seperti penjelasan dari situs resmi distro Gentoo (www.gentoo.org) :

"Kami membuat Gentoo Linux, distribusi yang mempunyai keunikan tersendiri dan dapat dioptimisasi dan dikustomisasi untuk hampir segala jenis aplikasi atau kegunaan. Konfigurasi yang sangat ekstrem, dukungan dari sesama user dan developer yang sangat bagus adalah salah satu kelebihan Gentoo.
Berkat adanya teknologi bernama Portage, Gentoo Linux dapat menjadi server yang aman, sistem develop, profesional desktop, game sistem, solosi buat 'embedded' atau apa pun sesuai yang kita ingini. Karena kemampuan adaptasi Gentoo yang hampir tidak ada batasnya, maka kita menamai Gentoo Linux sebagai MetaDistribusi." (Dikutip dari wikipedia)

3.
Gentoo Linux adalah salah satu distro yang memiliki sistem peng-update-an yang sangat cepat. Apa bila salah satu dari software yang biasa disediakan oleh Gentoo telah merilis versi terbarunya, maka kurang lebih dalam waktu 1 hingga 2 hari, Gentoo sudah menyediakan software tersebut pada mirror repository nya. Sehingga para pengguna bisa meng-update software tersebut pada saat itu juga.

4. Tidak seperti distro Ubuntu, Fedora atau Debian dan lain-lain yang hampir beberapa bulan sekali merilis versi terbarunya. Jika menggunakan Gentoo anda tidak perlu untuk sering-sering meng-install OS Linux yang anda gunakan ke versi terbaru atau tidak pula perlu harus repot-repot meng-upgrade nya ke versi yang terbaru. Contoh : upgrade Ubuntu versi 11.10(Oneiric Ocelot)  ke versi 12.10(Quantal Quetzal).  Cukup dengan menjalankan perintah emerge(software menajemen portage, sama dengan apt pada ubuntu) seperti biasa.


Cukup sekian tulisan saya pada hari ini, kalau ngebahas soal kelebihan dari Gentoo Linux.. begh.. Ga bakal habisnya (hehehe). Untuk informasi lebih lebih lengkap lagi dari distro Gentoo Linux. Silahkan kunjungi situs resminya di www.gentoo.org. Jika anda kesulitan dikarenakan situs resminya menggunakan bahasa Inggris, silahkan gunakan www.translate.google.co.id. Hehehe